UJIAN
TENGAH SEMESTER (UTS)
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kritik Sastra
Dosen Pembimbing: Ronidin, M.Hum.

Oleh:
Alvino Prasetyawan
NPM 10080288
Sesi G/2010
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEKOLAH
TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP)
PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2012
UJIAN
TENGAH SEMESTER (UTS)
KRITIK
SASTRA
A. SOAL:
1.
Jelaskan
pengertian kritik sastra menurut KBBI, Atar Semi, dan Rahmad Djoko Pradopo?
2.
Jelaskan empat
model pendekatan yang dikemukakan oleh Abrams dalam Kritik Sastra!
3.
Jelaskan empat
model lainnya yang dikemukakan oleh Atar Semi!
4.
Buatlah sebuah
analisis terhadap Novel Padang Bulan dengan memilih salah satu pendekatan yang
dikemukakan pada soal dua dan tiga di atas! Analisis harus didukung oleh sumber
bacaan yang relevan!
B. JAWABAN
1. Pengertian
Kritik Sastra menurut KBBI, Atar Semi, dan Rahmat Djoko Pradopo
- Menurut Rahmat Djoko Pradopo
Kritik sastra adalah bidang studi sastra untuk menghakimi
karya sastra, untuk memberi penilaian dan keputusan mengenai bermutu atau tidaknya
suatu karya sastra yang sedang dihadapi kritikus.
- Menurut KBBI
Kritik sastra dapat diartikan sebagai kecaman atau tanggapan,
kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruknya terhadap suatu
hasil karya, pendapat dan sebagainya.
- Menurut Atar Semi
Kritik sastra dapat diartikan
sebagai analisis untuk menilai suatu karya sastra. Tujuan kritik sastra bukan
untuk menunjukkan keunggulan, kelemahan, benar/salah sebuah karya. Tapi, tujuan
akhirnya adalah mendoro0ng sastrawan untuk penciptaan sastra setinggi mungkin
dan mendorong pembaca untuk mengapresiasi karya lebih baik.
2.
Empat model
pendekatan Kritik Sastra menurut Abrams
- Mimetik
Pendekatan mimetik
adalah pendekatan kajian sastra yang menitik beratkan kajianya terhadap
hubungan karya sastra dengan kenyataan di luar karya sastra. Pendekatan ini memandang karya sastra sebagai tiruan,
pencerminan atau penggambaran dunia dan kehidupan manusia dan kriteria utama
yang dikenalkan pada karya sastra adalah “Kebenaran” penggambaran, atau yang
hendaknya digambarkan.
- Pragmatik
Memandang karya
sastra sebagai sesuatu yang dibangun untuk mencapai (mendapatkan) efek-efek
tertentu pada audience (pendengar, pembaca), baik berupa efek-efek kesenangan
estetis ataupun ajaran/pendidikan, maupun efek-efek yang lain. Pendekatan
ini menitikberatkan kajiannya terhadap peranan pembaca dalam menerima,
memahami, dan menghayati karya sastra. Pembaca memiliki peranan yang sangat
penting dalam menentukan sebuah karya merupakan karya sastra atau bukan.
- Ekpresif
Pendekatan ekspresif adalah pendekatan dalam kajian sastra yang
menitikberatkan kajianya pada ekspresi perasaan atau tempramen penulis. memandang karya sastra terutama dalam hubungannya
dengan penulis sendiri. Kritik ini mendefinisikan puisi/karya sastra sebagai
sebuah ekspresi, curahan atau ungkapan perasaan atau sebagai produk imajinasi
pengarang yang bekerja dengan persepsi-persepsi, pikiran-pikiran, dan
perasaan-perasaannya.
- Objektif
Pendekatan objektif merupakan suatu pendekatan yang hanya menyelidiki karya
sastra itu sendiri tanpa menghubungkan dengan hal-hal di luar karya sastra. Kritik objektif mendekati karya sastra sebagai sesuatu
yang berdiri bebas dari penyair, audience, dan dunia yang mengelilinginya!
Kritik itu menganalisis karya sastra sebagai sebuah objek yang mencukupi
dirinya sendiri atau hal yang utuh, atau sebuah dunia dalam dirinya (otonom),
yang harus ditimbang atau dianalisis dengan kriteria “intrinsik” seperti kompleksitas,
keseimbangan, integritas, dan saling hubungan antara unsur-unsur pembentuknya.
3.
Empat model
pendekatan Kritik Sastra menurut Atar Semi
- Semiotik
Merupakan pendekatan objektif atau pendekatan struktural
yaitu penelaahan sastra dengan mempelajari setiap unsur yang ada didalamnya,
tanpa ada yang dianggap tidak penting. Karya Sastra merupakan suatu yang
terikat dengan sistim yang dibentuknya sendiri. Sehingga sistim yang ada di
luarnya tidak berlaku terhadap nya. Pendekatan semiotik melihat sistim itu jauh
lebih luas.
- Sosiologi
Merupakan pendekatan yang bertolak dari pandangan bahwa
sastra merupakan pencerminan kehidupan masyarakat. Melalui sastra, penggarang
mengungkapkan tentang suka duka kehidupan masyarakat yang mereka ketahui dengan
sejelas-jelasnya.kritik sastra yang dilakukan
terfokus atau lebih banyak memperhatikan segi-segi sosial kemasyarakatan
yang dapat dalam suatu karya sastra.
- Psikologi
Menurut Atar
Semi Pendekatan psikologi sastra bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu
membahas peristiwa kehidupan manusia. Manusia selalu memperlihatkan perilaku
beragam. Bila ingin melihat dan mengenal manusia lebih dalam dan lebih jauh
diperlukan psikologi. Semi juga berpendapat bahwa psikologi sastra adalah suatu
disiplin ilmu yang memandang karya sastra sebagai suatu karya yang memuat
peristiwa-peristiwa kehidupan manusia yang diperankan oleh tokoh-tokoh
imajiner.
- Moral
Pendekatan ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa dari
suatu karya sastra dianggap sebagai suatu medium yang paling efektif membina
moral dan kepribadian suatu kelompok masyarakat. Moral dalam hal ini diartikan
sebagai suatu norma, suatu konsep tentang kehidupan yang di sanjung tinggi oleh
sebagian besar masyarakat dan moral ini menjadi pegangan hidup yang tidak mudah
berubah.
4.
Analisis Novel “Padang Bulan”
Karya Andrea Hirata menggunakan Pendekatan Ekspresif
Pendekatan
ekspresif adalah pendekatan dalam kajian sastra yang menitikberatkan kajianya
pada ekspresi perasaan atau tempramen penulis. memandang karya sastra terutama dalam hubungannya
dengan penulis sendiri. Kritik ini mendefinisikan puisi/karya sastra sebagai sebuah
ekspresi, curahan atau ungkapan perasaan atau sebagai produk imajinasi pengarang
yang bekerja dengan persepsi-persepsi, pikiran-pikiran, dan perasaan-perasaannya.
. Secara teori, terdapat hubungan
antara karya dengan ekspresi perasaan pengarang.
Bagaimana keadaan emosional seorang penulis akan berpengaruh terhadap
karya-karya yang dihasilkan. Keadaan yang bahagia tentunya dapat menginspirasi berbagai karya yang dihasilkan. Begitu pula sebaliknya.
Salah satu kekhasan penulis adalah,
selalu menulis karya dalam bentuk tetralogi. Secara bersambung dan berhubungan.
Dalam setiap kisah, Andrea Hirata secara kreatif mengganti tokoh utama. Dalam Novel Padang Bulan ini Andrea
Hirata menyebutkan nama Enong, sebenarnya Enong bukanlah nama sebenarnya, Enong adalah kisah kecil dari Maryamah Karpov. Nama Enong digunakan untuk nama panggilan kesayangan. Seperti
itulah nama dalam tradisi orang melayu. Lagi-lagi Andrea Hirata mengangkat tokoh dari latar kehidupan sosial dalam
strata paling rendah. Seperti Lintang dalam Novel Laskar Pelangi.
Lintang adalah anak dari ayah nelayan miskin yang dibuat
semakin miskin dengan kehilangan seorang bapak saat
melaut. Dan kini Enong adalah
Seorang anak dari pasangan kuli timah dan pekerja serabutan yang memiliki dua orang adik. Berkali-kali
tokoh miskin ini dibenturkan dengan masalah biaya dalam aktivitasnya. Mereka dipaksa kerja siang dan malam hanya untuk
membiayai sekolah. Begitu
burukkah kondisi pendidikan Indonesia di mata Andrea Hirata?
Mungkin iya, jika Andrea mengambil referensi dari
berbagi pendidikan di Moskow, tempat ia mengenyam pendidikan dan di negara kita secara nyata mempeributkan masalah materi yang tak kunjung
selesai. Setiap murid di sekolah pasti memiliki pengalaman
belajar dari sekolah tempat ia mengenyam pendidikan. Bagaimana karakter guru, mata pelajaran yang disukai, dan kawan-kawan yang berkesan.
Jelas Andrea juga
memiliki semuanya. Dalam novel “Padang Bulan” Andrea Hirata menitipkan
kegemarannya terhadap bidang studi bahasa Inggris melalui Enong, seorang anak kelas
lima SD yang sangat gemar belajar Bahas
Inggris. Enong yang mengidolakan seorang
guru bahasa inggris petama di kampungnya bernama bu Nizam. Enong pun bercita-cita menjadi guru Bahasa Inggris di Desanya. Bahkan
dalam Mozaik kedua Andrea Hirata memberi judul “Bahasa Inggris”. Meski akhirnya secara mendadak Enong harus
berhenti sekolah dan mengambil alih seluruh tanggung jawab keluarga dikarenakan Ayahnya meninggal dunia.”
Dalam dunia nyata, Andrea masih memberikan perhatian yang besar kepada dunia pendidikan
dengan mengajar matematika seperti lintang dan bahasa Inggris seperti Enong.
“kadang-kadang ia mengisi waktu luang dengan sukarela
mengajar matematika dan bahasa Inggris untuk anak kecil,...” dikutip dari Chole Meslin (www.chloemeslincousteau.multiply.com) Juni, 2010.
Jika
ditinjau dari segi keluarga. Andrea Hirata menghadirkan keluarga yang harmonis
di setiap novelnya. Sebagai tradisi orang melayu yang sangat menjujung tinggi
martabat orang tua. Maka Andrea
menghadirkan dalam lingkungan kelurganya Ikal dan Enong. Ayah adalah malaikat
berwibawa. Ayah selalu di hadirkan sebagai sosok yang bijaksana. Ayah siapa
saja dalam setiap tokoh dalam lakonya. Berikut teks
yang menunjukan kebijaksanaan ayah,
“Buku ini untuk anakku, Enong.
Kamus satu miliyar kata.
Cukuplah untukmu sampai bisa menjadi guru bahasa Inggris
Seperti bu Nizam.
Kejarlah cita-citamu, jangan menyerah, semoga sukses.
Tertanda,
Ayah” (Hirata, 2012:15).
Dalam tahap
konflikasi atau tahapan masalah. Andrea mengaduk-ngaduk emosi pembaca. Dalam Novel Laskar Pelangi, Lintang
harus kehilangan ayahnya akibat badai laut saat melaut. Sementara dalam Novel Padang
Bulan, Enong juga
kehilangan ayahnya akibat tertimbun tanah galian. Keselamatan kerja membuat
seseorang harus kehilangan kebahagian. Sepertinya
tidak ada kata selamat untuk pekerjaan seorang bersetrata redah seperti ayah Lintang dan Enong. Keduanya
kehilangan orang yang sangat bijaksana dalam kehidupannya. Yang harus
menjadikan kedua-duanya mengambil alih menjadi tulang punggung keluarga dan
meninggalkan bangku sekolah. Nasib rakyat kecil yang tidak pernah bergeser dari
kemiskinan, pekerjaan yang mengancam keselamatan, bekerja dibawah umur dan
problematika pendidikan. Semua berdasarkan sudut pandang Andrea yang
disampaikan secara berulang-ulang.
Lalu
bagimana kehidupan cintanya? Cinta seakan
menjadi nadi dalam kebanyakan novel di tanah air. meski Andrea tidak mengangkat tema cinta. Namun cinta selalu mengambil bagian
penting. Dari laskar pelangi hingga Bulan purnama, seorang anak Tionghoa
bernama A Ling benar-benar menarik hatinya. A Ling
digambar sebagai tokoh yang sempurna. Sikap santun dan senang menghargai.
Kisah cinta
memang sering diangkat dalam prosa romantisme. Andrea Hirata lebih dewasa
memaknai cinta yang ia masukkan dalam
novel-novelnya. Cinta yang ia sajikan lebih menyentuh sisi humanisme. Cinta
kepada sahabat karib, cinta kepada guru, cinta kepada orang tua dan cinta
kepada Allah. Dan satu cinta untuk A ling tentunya. Secara proposional ia
membagi cintanya. Nama A Ling dan ayah harus berbagi cinta dalam novel Padang
Bulan ini. Dan cinta kepada orang tua menjadi sangat utama. ketika Andrea
Hirata secara tragis memutus harapan cintanya dengan A ling dan memenagkan
cinta Ikal kepada Orang tuanya.
Dalam
novelnya, ikal yang merupakan perwujudan andrea dalam novel sering dikatakan
bujang lapuk. Dalam biografi Andrea Hirata,
disebutkan bahwa Andrea Hirata ternyata masih lajang. Namun pada tahun 1998
pernah hendak menikah dengan seorang perempuan bernama Rosana, sayang pada
tahun 2000 pernikahan itu gagal. Karena Rosana masih berstatus istri orang. Lantas, bagaimana tentang kehidupan Andea sendiri?
Andrea Hirata,
Novelis kelahiran tanah Belitong ini
tidak hanya dikenal dalam dunia novelis nasional, bahkan novelis yang mendapatkan
sepuluh penghargaan Internasional
itu telah disejajarkan namanya
dengan berbagai nama novelis internasional. Pada tanggal 23 maret 2010 telah
menandatangani Publisher Agreement antara penerbit bentang pustaka dengan
Amer-asia books, Inc, Tuscon, Arizona, USA. Peristiwa ini membuktikan bahwa
putra bangsa memiliki kapasitas yang baik dalam dunia kepenulisan. Tentunya akan memberikan suntikan motivasi untuk penulis-penulis Indonesia
untuk mengikuti jejak langkahnya.
Mengapa harus karya Andrea Hirata?
Banyak hal yang sangat unik dari
karya-karya Andrea. Ide tulisan dengan hasrat
bereksperimen dan cara berfikir yang
luas serta dapat menjangkau semua kalangan membuat buku ini selalu nyaman
dibaca. Seperti ada jutaan makna yang dapat pembaca gali dalam buku-buku Andrea Hirata.
Kabar terakhir menyebutkan, Andrea
Hirata menetap di Belitong yang mendapat julukan Negeri Laskar Pelangi dengan
kedua orang tuanya. Namun ia sering tinggal di sebuah kabin dipinggiran sungai,
di tepi kampungnya dipinggiran sungai, tanpa jaringan telepon, tanpa internet dan tanpa listrik. kadang ia secara sukarela mengajar
matematika dan bahasa Inggris untuk anak-anak kecil. Ia juga sering mencoba suaranya sebagai tukang
adzan di masjid. Lalu, bagaimana dengan
karya-karyanya?
Pada penulisan pertama Andrea
Menulis novel berjudul Laskar Pelangi. Novel ini diterjemahahkan dalam berbagai
bahasa. Novel ini telah berhasil mendapatkan banyak perhargaan di luar dan di dalam
negeri. Novel yang di filmkan ini juga memenangkan MIA (Movie Indonesia Award)
sebagai film terispiratif dan musik terbaik. Laskar pelangi menjadi novel
fenomenal.
Menyusul Laskar Pelangi dan menjadi novel
sambungannya. Muncullah Sang Pemimpi yang juga berhasil memberikan ispirasi
kepada pencita novel di tanah air. Kemenarikan cerita dan bobot amanat,
akhirnya Sang Pemimpi
berhasil di filmkan meskipun tidak mendapat apresiasi seperti Laskar Pelangi yang menjadi film dengan
penonton terbanyak berberapa tahun terakhir ini.
Dan masih dalam satu rangkaian
cerita ditulislah Andesor dan Maryamah Kapuv. Meski tidak mendapat apresiasi seperti novel-novel sebelumnya. Andesor
dan Maryamah Kapuv menjadi
bacaan berbobot. Selanjutnya, munculah
Cinta dalam gelas dan Padang Bulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar